Belajar dari " Poni "

 


 

Tulisan ini saya buat sembari menyisir poni baru yang kependekan .  Empat hari lalu saya selalu dibayang-bayangi poni ala korea , mungkin karena jenuh juga rambut dan poni panjang  jadi tidak ada salahnya sedikit style baru, bukan? . Akhirnya , saya realisasikan juga acara potong poni yang cukup menegangkan ini , jangan bilang ini lebay , proyek ini saya lakukan 3 hari ! Setelah panjang sebelah , gunting lagi , tonton tutorial potong poni ala korea berulang kali , tada!!! Poni saya jadi , kependekan dan ketebalan.

Nah , kira-kira itu adalah opening dari tulisan saya , tentang ke BM an saya dan poni yang kependekan .  “ Belajar dari PONI”adalah tulisan pertama saya yang enggan saya sebut sebagai artikel , yang jelas ini tulisan panjang pertama di blog ini .

Belakangan , pikiran saya banyak diganggu seputar kegalauan anak remaja pada umumnya , ah saya lebih suka menyebutnya kegalauan anak SMA yang  mau studi lanjut.  Saya adalah tipe orang yang sulit sekali menentukan keputusan dalam hidup , hal-hal kecil untuk diri saya sendiri saja tak bisa saya putuskan ,contoh ; mau makan apa hari ini ? , mau pergi kemana ? sama sekali , saya tak bisa menentukan mau saya apa , apalagi saya diwajibkan menentukan masa depan saya , gila! . Saya beban , tiap hari , tiap malam kurang tidur , karena terbawa pikiran-pikiran “ sudah bener ya mau ke sini? “ atau bagaimana? Ya begitu terus tiap hari . Akhirnya , saking kebanyakan mikir  jadi takut berfikir mau bagaimana dan jadi apa , itu membuat saya menjadi orang yang “stagnan” . Biasanya kalau sudah fase begini , saya hobi sekali bereksprimen dengan penampilan wajah , akhirnya jadilah poni proyek tiga hari ini ! .  Ini tiga hari loh , artinya selama ini saya berproses mau poni yang bagaimana , udah rapi belum , cari refrensi dimana-mana , pokoknya niat ! dan yang terpenting dan baru saya sadari ketika proses ini saya tidak perlu pandangan orang dan bertanya “ harus saya apakan poni ini?”  pokoknya selama tiga hari itu adalah proyek “mandiri” pertama , merasa baru menggunakan otoritas saya untuk diri sendiri ! .  Yah , walaupun hasil poninya tidak terlalu “ se-korea”  seperti di youtube , saya tetep puas!  Dan merasa bebas , Cuma sebatas poni tapi saya bisa merasakan kebebasan atas diri saya sendiri dan bertanggung jawab menerima konsekuensi yang ga sesuai realita. Dari potong poni akhirnya belajar sedikit tentang “ hak otoritas” saya untuk diri saya sendiri .  yah , mungkin kelak atau kapan-kapan , saya juga berharap ada keputusan yang lebih besar lagi dalam hidup yang bisa saya ambil dengan hak otoritas saya sendiri. Ini bukan berarti melihat sudut padang dari sisi lain tak penting , tapi jangan sampai juga semua mengubah 100% apa yang kamu mau dan yakini , semua bisa dinegosiasi , kalau ada yang bilang “ kamu lebih cocok poni samping karena wajahmu lebar “ tapi saya maunya poni depan ya tetap poni depan , diakalinya buat lebih panjang , walaupun pada akhirnya kependekan namanya rambut toh akan terus bertumbuh. Pelan-pelan , berencana , dan berproses , saya mau sekali menikmatinya ! saya harap bisa sesederhana potong poni ini ! kalau kependekan masih bisa ditunggu poninya panjang , kalau keputusan yang kita ambil beresiko , tetep lanjutkan dan benahi sambil berjalan! Dari poni kependekan ini saya belajar bahwa ini bukan kesalahan tapi resiko dari keputusan yang saya ambil yaitu ; potong poni dan saya harus siap menerima konsekuensi poni terlampau jauh dari bayangan saya .  Kalau ada resiko bukan berarti kita berhenti berjalan kan ? Poni akan terus bertumbuh dan keputusan kita akan terus mendewasa . Karena solusi dari poni kependekan tidak mungkin memangkas poninya lagi , karena resiko dari setiap keputusan juga bukan mengambil keputusan baru lagi!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANDIKALA

I Sekar Sandat : Potret Wanita Bali dalam Hegemoni Patriarki

Membeli Nama Sebagai Seorang Mahasiswa